BORGOL.id, MAROS | Konflik 3 perumahan di Desa Moncongloe, Kabupaten Maros yang saat ini tengah berjalan proses hukumnya di Polda Sulsel.
Dari penulusuran media borgol.id dilapangan, seorang narasumber yang enggan sebutkan identitasnya dalam pemberitaan ini mengungkapkan beberapa hal yang dianggapnya sebagai pemicu terjadinya konflik yang berujung sengketa antara pengembang perumahan Rachita, Findaria Mas 2 dan Grand Soul.
Menurut sumber tersebut salah satu pemicunya adalah dugaan tumpang tindih izin prinsip sehingga pihak pengembang perumahan Rachita dan Findaria Mas 2 terus melakukan pembangunan perumahan karena mereka juga memiliki izin.
Izin prinsip Grand Soul ditindih oleh 2 perumahan baru yakni Rachita dan Findaria Mas 2 serta dugaan adanya tumpang tindih izin lokasi sehingga terjadi konflik dan sebagai pihak yang paling dirugikan dalam hal ini pengembang perumahan Grand Soul membawa kasus ini keranah hukum.
Sementara itu menurut pengakuan Owner perumahan Grand Soul disalah satu media online mengatakan bahwa Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang dimilikinya juga terbit 2 perumahan yang baru tersebut.
Lebih lanjut narasumber juga bahwa masalah ini sudah pernah dilakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) di DPRD Maros beberapa waktu lalu namun tidak ada hasil yang dilahirkan dari RDP tersebut dan tanda tangan batas tanah yang dijadikan dasar penerbitan izin hanya ditanda tangani oleh 1 orang, jelas itu sangat mengherankan.
Dari rangkain penjelasan narasumber patut diduga pemicu dari konflik ini adalah Kepala Desa Moncongloe yang meloloskan berkas Findaria Mas 2 dan tidak melibatkan pemilik lahan yang berbatasn dengan Findaria Mas 2, ditambah lagi dugaan adanya tumpang tindih izin lokasi karena menurut pengembang Grand Soul ada lokasi lahan miliknya yang masuk kedalam izin milik Findaria Mas, tentunya pihak BPN Maros juga dapat diduga yang menyebabkan izin menjadi tumpang tindih karena izin lokasi yang dikeluarkan untuk Findaria Mas 2 dan Rachita sebagian adalah lahan milik Grand Soul. (Timred/bgl)
